Menyongsong Hari Raya SARASWATI


Seuntai kata untuk Sang Dewi :

“Saraswati, aliran anggun dari kucuran wahyu suci yang agung. Engkau sumber sungai inspirasi yang membawa para seniman kehidupan masuk ke dalam pusaran dan sumber mata air keceriaan. Engkau sumber gelombang kebahagiaan sempurna mengambil bentuk di dalam teratai hati, dan muncul sebagai rangkaian cerita kasih. Tempat suci-Mu ada di lubuk mungil sanubari yang demikian teduh dan bersinar gemilang, di mana pujangga duduk larut dalam perenungan meluncur ke birunya lazuardi kesadaran yang bening.

Di tepi aliran jernih Saraswati, penuh ditumbuhi rumput-rumput pengabdian yang hijau segar seakan takkan pernah layu dan bunga-bunga kasih nan indah semerbak mewangi. Alirannya mengucur, menerpa lembut batu-batu cadas ujian kehidupan, memberi petunjuk, penuntun, tempat di mana tubuh mungil kita mungkin sedang berusaha untuk melewatinya.

Ketika nurani melayang menembus lapisan langit keheningan, nampak jelas taman asri dengan telaga suci-Mu, tempat nan elok di tengah-tengah ladang kehidupan, di mana bunga-bunga kasih putih tumbuh subur, dihiasi tarian merak penuh warna menebar keceriaan, memberi semangat kepada angsa yang tiada berhenti berenang dengan tenang dan bijaksana menelusuri keindahan telaga.

Di liku-liku jalan spiritual, Engkau bersabda, “Aku akan menunjukkan jalan hingga ke puncak gunung “Mahameru”, Aku bersemayam di tengah-tengah kedamaian dan keindahan, mengaduk air kehidupan dan memainkan musik pujangga nurani, Aku bekerja dengan siapa yang diharapkan bisa berbagi untuk dunia, aliran-Ku yang jernih siap mengantarmu untuk meluncur menuruni bukit ketinggian hati yang congkak dan untuk tidak memulai petualangan yang sia-sia lagi, membuat mereka mampu memberi kasih kepada dunia dan tidak menjauh dari Brahman.”

Dari sabda penuh kasih dan suaranya yang merdu, menghapus segala bentuk keraguan, keluar menari dengan ceria untuk dunia, menebar gelombang kreativitas di semua media untuk berekspresi, mengikuti musik dan tarian Brahman yang terjadi secara spontan dan sempurna.

Engkau memberi kesabaran kepada pengerajin, memberi inspirasi kepada seniman, menyusun kata cinta bagi yang sedang berbagi kasih, memberi irama kepada musikus, memberikan semua pengetahuan untuk berkreativitas. Engkau adalah sumber dari segala sumber pengetahuan untuk berkreativitas di alam semesta.

Engkau tidak memiliki rasa permusuhan, dan sama sekali tidak ingin terjangkit dan menjangkiti pertengkaran. Kasih-Mu demikian cantik dan anggun, kegembiraan dari ciptaan yang memiliki rasa kasih. Engkau mengalir di sungai kehidupan, meluncur turun sebagai air terjun dari ketinggian hati, masuk ke dalam pusaran perenungan, dan terangkat kembali dalam gelembung-gelembung gemilang, jatuh menetes memerciki pujangga nurani, mengisinya dengan kasih dan keanggunan alam semesta.

SARASWATI ADALAH DEWI ILMU PENGETAHUAN

Saraswati adalah dewi yang dipuja dalam Agama Weda. Nama Saraswati tercantum dalam Regweda V.75.3 dan juga dalam Sastra Purana (kumpulan ajaran dan mitologi Hindu). Ia adalah dewi ilmu pengetahuan dan seni. Saraswati juga dipuja sebagai dewi kebijaksanaan.

Dalam aliran Wedanta, Saraswati di gambarkan sebagai kekuatan feminin dan aspek pengetahuan, Shakti dari Brahma, Jiwa Utama Brahman sebagai Sang Maha Pencipta. Para penganut ajaran Wedanta meyakini, ilmu pengetahuan dan seni sangat penting dalam kehidupan manusia, dan salah satu sloka di dalam Weda mengatakan bahwa Ia sangat takut dengan orang bodoh. Kebodohan adalah awidya, kegelapan. Di dalam bhuwana alit kita masing-masing, Tri Guna adalah karakteristik dari Brahman itu sendiri; rajas (pencipta), sattwam (pemelihara) dan tamas (pelebur). Bagian dari-Nya yang dikarakterisasikan oleh rajas adalah Brahma, Jiwa Utama penuh kreativitas, Shaktinya adalah Saraswati (ilmu pengetahuan), tanpa ilmu pengetahuan tidak akan ada kreativitas. Bagian dari-Nya yang dikarakterisasikan oleh sattwam adalah Wisnu, Jiwa Utama penuh kasih saying, Shaktinya Sri (kemakmuran). Bagian dari-Nya yang dikarakterisasikan oleh tamas adalah Siwa (Rudra), Shaktinya adalah Durga.

PENGGAMBARAN

Saraswati digambarkan sebagai sosok dewi yang cantik, dengan kulit halus dan bersih, merupakan perlambang bahwa ilmu pengetahuan suci akan memberikan pesona dalam diri. Ia tampak berpakaian dengan dominasi warna putih, terkesan sopan, menunjukan bahwa pengetahuan suci akan membawa mereka yang mendalaminya pada kesahajaan. Saraswati digambarkan duduk atau berdiri diatas bunga teratai, di mana teratai melambangkan keseimbangan dunia, jagat, atau alam semesta. Dalam hal ini teratai diartikan sebagai perlambang bahwa ilmu pengetahuan suci akan memberikan keseimbangan jiwa, sehingga dapat menjalani kehidupan ini dengan penuh ketenangan.

Di dalam penggambaran juga terdapat angsa yang merupakan wahana atau kendaraan suci dari-Nya. Angsa adalah lambang kebijaksanaan. Ilmu pengetahuan suci memberikan kebijaksanaan, dan dengan kebijaksanaan itu pula ilmu pengetahuan suci dapat dikuasai dengan sempurna. Angsa melambangkan penguasaan atas Wiweka dan Wairagya yang sempurna, memiliki kemampuan memilah makanan di antara lumpur, memilah antara yang baik dan yang buruk. Angsa berenang di air tanpa membasahi bulu-bulunya, yang memiliki makna filosofi, bahwa seseorang yang bijaksana dalam menjalani kehidupan layaknya orang biasa tanpa terbawa arus keduniawian.

Selain itu juga terdapat penggambaran merak sebagai perlambang keceriaan. Ilmu pengetahuan suci akan membawa orang pada suasana hati yang senantiasa ceria.

Dewi Saraswati digambarkan memiliki empat lengan yang melambangkan empat aspek kepribadian manusia dalam mempelajari ilmu pengetahuan: pikiran, intelektual, waspada (mawas diri) dan ego. Di masing-masing lengan tergenggam empat benda yang berbeda, yaitu:
1. Lontar (buku), sebagai perlambang Pustaka Suci Weda, ilmu pengetahuan Kebenaran yang universal dan abadi.
2. Ganitri (tasbih, rosario), melambangkan kekuatan meditasi dan pengetahuan spiritual, tanpa awal dan akhir.
3. Wina (kecapi), alat musik yang melambangkan keselaran jiwa, keharmonisan alam semesta.
4. Damaru (kendang kecil), perlambang sumber inspirasi dan semangat hidup, kemampuan mengikuti dinamika kehidupan.

HARI RAYA

Hari Raya Saraswati dirayakan setiap 210 hari sekali, yang jatuh pada hari Saniscara Umanis (Sabtu Legi) wuku Watugunung. sumber CANANGSARI
Admin
Admin Terimakasih sudah mengunjungi situs kami. Jika terdapat kesalahan penulisan pada artikel atau link rusak dan masalah lainnya, mohon laporkan kepada Admin Web kami (Pastikan memberitahukan link Artikel yang dimaksud). Atau bagi anda yang ingin memberikan kritik dan saran silahkan kirimkan pesan melalui kontak form di halaman Contact Us

Posting Komentar untuk "Menyongsong Hari Raya SARASWATI"